Rabu, 12 Mei 2010

Pembuatan Pakan Alternatif Unggas ( Cangkang Sawit )



APLIKASI AVESGRO

( PROSES FERMENTASI CAKANG SAWIT )


Proses Fermentasi CAKANG SAWIT :

- Dibuatkan timbunan Cakang Sawit setinggi 50cm dg luasan yang menyesuaikan.

- Larutkan 1 Botol AVESGRO : 100ltr air ( dosis 1 ton ).

- Kemudian semprotkan larutan AVESGRO keatas timbunan Cakang Sawit.

- Lalu tutup rapat dengan terpal atau goni.

- Biarkan selama 3 hari

- Pakan Unggas dari Cakang Sawit bernutrisi telah jadi sempurna.


Proses Terjadinya Fermentasi CAKANG SAWIT :

- Pada hari kedua fermentasi terjadi kenaikan suhu sampai 50 Derajat Celcius, ditandai dengan timbulnya bau khas fermentasi.

- Pada hari ke empat suhu telah netral ( 30-40 derajat celcius ) dan Pakan Unggas dari Cakang Sawit siap diberikan pada unggas.


Keterangan :

  • Pada saat proses fermentasi harus terhindar dari sinar matahari langsung.

  • Cakang Sawit yang telah jadi disimpan pada tempat yg ternaungi & tidak terkena sinar matahari langsung.

  • Cakang Sawit yang telah jadi bisa digiling untuk dijadikan bubuk bernutrisi bagi unggas.

  • Cakang Sawit yang telah difermentasi dapat disimpan dalam waktu 1 tahun.


Senin, 26 April 2010

Standard Operasional SUPERGRO


STANDARD OPERASIONAL SUPERGRO

( TANAMAN PANGAN,HORTIKULTURA & TANAMAN KERAS )



  1. Aplikasi Pada Tanaman Pangan :

  • Dosis Supergro = 2 ml Supergro : 1 ltr air

  • Total kebutuhan Supergro per hektar = 2 ltr Supergro

  • Setiap kali penyemprotan memerlukan 12 tangki spray dg total kebutuhan setiap kali semprot = 336 ml

  • Diberikan 10 hari sekali sebanyak 6 kali

  • Waktu aplikasi pada = 20 hst, 30 hst, 40 hst, 50 hst, 60 hst, 70 hst

  • Diaplikasikan pada pagi hari sebelum pukul : 09.00 pagi ( saat stomata tanaman mulai terbuka )


  1. Aplikasi Pada Tanaman Hortikultura :

  • Dosis Supergro = 4 ml Supergro : 1 ltr air

  • Total kebutuhan Supergro per hektar = 4 ltr Supergro

  • Setiap kali penyemprotan memerlukan 12 tangki spray dg total kebutuhan setiap kali semprot = 672 ml

  • Diberikan 10 hari sekali sebanyak 6 kali

  • Waktu aplikasi pada = 25 hst, 35 hst, 45 hst, 55 hst, 65 hst, 75 hst

  • Diaplikasikan pada pagi hari sebelum pukul : 09.00 pagi ( saat stomata tanaman mulai terbuka )


  1. Aplikasi Pada Tanaman Keras :

  • Dosis Supergro per pokok pohon = 5 ml Supergro : 10 ltr air

  • Disiramkan pada sekeliling pokok pohon

  • Total kebutuhan Supergro per hektar = 750 ml ( untuk 150 pohon sawit per ha )

  • Diberikan 1 bulan sekali

  • Diaplikasikan pada pagi hari ( saat stomata tanaman mulai terbuka )


Keterangan :

  • Apabila 4 jam setelah pengaplikasian turun hujan lebat, aplikasi Supergro perlu diulang esok hari nya.

  • Pada saat akan pindah tanam ( tanaman pangan & tanaman hortikultura ), dianjurkan direndam selama 5 menit dengan larutan Supergro 1 ml : 1 ltr air ( sebagai anti stres, dan mempercepat pertumbuhan )

  • Tidak dianjurkan mengaplikasikan Supergro pada vase pembungaan



Senin, 12 April 2010

PEMANFAATAN LIMBAH ETHANOL / VINASE


APLIKASI DECOMPOSTER SUPERDEGRA

( PEMANFAATAN LIMBAH ETHANOL / VINASE )

SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR PLUS ( POC PLUS )



  1. Proses Netralisir Limbah Ethanol / VINASE TAHAP PERTAMA :

- Larutkan 1 botol SUPERDEGRA kedalam 1M³ VINASE.

- Setelah itu VINASE diaduk-aduk sampai merata, biarkan sampai hari ke 5.

- Lalu tutup dengan terpal atau naungi dari sinar matahari & hujan secara langsung.

- Lakukan pengadukan setiap hari sekali ( pada pagi atau sore hari ) supaya aerasi terjadi sempurna.

  • Biarkan sampai hari ke 5.



  1. Proses Netralisir Limbah Ethanol / VINASE TAHAP KEDUA :

  • Memasuki hari ke 6 Larutkan ½ botol SUPERDEGRA kedalam 1M³ VINASE yang telah terfermentasi pada tahap pertama.

  • Aduk-aduk merata dan biarkan sampai hari ke 10.

  • Lalu tutup dengan terpal atau naungi dari sinar matahari & hujan secara langsung.

  • Lakukan pengadukan setiap hari sekali ( pada pagi atau sore hari ) supaya aerasi terjadi sempurna.

  • Biarkan sampai hari ke 10.

  • Limbah Ethanol / VINASE telah netral dari toksik dan aman jika dibuang ke aliran air sekitar.



  1. Proses Netralisir Limbah Ethanol / VINASE TAHAP KETIGA ( POC PLUS ) :

  • Memasuki hari ke 11 Larutkan ½ botol SUPERDEGRA kedalam 1M³ VINASE yang telah terfermentasi pada tahap kedua.

  • Aduk-aduk merata dan biarkan sampai hari ke 15.

  • Lalu tutup dengan terpal atau naungi dari sinar matahari & hujan secara langsung.

  • Lakukan pengadukan setiap hari sekali ( pada pagi atau sore hari ) supaya aerasi terjadi sempurna.

  • Biarkan sampai hari ke 15.

  • Limbah Ethanol / VINASE telah terdekomposisi sempurna dan siap diaplikasikan sebagai POC & pembenah tanah.



Keterangan :

  • Pada saat proses fermentasi harus terhindar dari sinar matahari langsung.

  • VINASE yang telah netral merupakan bahan baku pupuk cair & media hidup efektif mikro organisme menguntungkan bagi alam.

  • VINASE yang telah terdekomposisi sempurna siap diaplikasikan sebagai POC & pembenah tanah dengan dengan dosis 8 liter per hektar ( untuk 8 kali aplikasi ).






NETRALISIR LIMBAH ETHANOL / VINASE




Version:1.0 StartHTML:0000000168 EndHTML:0000004417 StartFragment:0000000471 EndFragment:0000004400

APLIKASI DECOMPOSTER SUPERDEGRA

( NETRALISIR LIMBAH ETHANOL / VINASE )



  1. Proses Netralisir Limbah Ethanol / VINASE TAHAP PERTAMA :

- Larutkan 1 botol SUPERDEGRA kedalam 1M³ VINASE.

- Setelah itu VINASE diaduk-aduk sampai merata, biarkan sampai hari ke 5.

- Lalu tutup dengan terpal atau naungi dari sinar matahari & hujan secara langsung.

- Lakukan pengadukan setiap hari sekali ( pada pagi atau sore hari ) supaya aerasi terjadi sempurna.

  • Biarkan sampai hari ke 5.



  1. Proses Netralisir Limbah Ethanol / VINASE TAHAP KEDUA :

  • Memasuki hari ke 6 Larutkan ½ botol SUPERDEGRA kedalam 1M³ VINASE yang telah terfermentasi pada tahap pertama.

  • Aduk-aduk merata dan biarkan sampai hari ke 10.

  • Lalu tutup dengan terpal atau naungi dari sinar matahari & hujan secara langsung.

  • Lakukan pengadukan setiap hari sekali ( pada pagi atau sore hari ) supaya aerasi terjadi sempurna.

  • Biarkan sampai hari ke 10.

  • Limbah Ethanol / VINASE netral dari toksik dan aman jika dibuang ke aliran air sekitar.



Keterangan :

  • Pada saat proses fermentasi harus terhindar dari sinar matahari langsung.

  • VINASE yang telah netral merupakan bahan baku pupuk cair & media hidup efektif mikro organisme menguntungkan bagi alam.



Rabu, 10 Maret 2010

Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Urine




APLIKASI SUPERDEGRA 
( PEMBUATAN POC DARI URINE )


1.Proses Pembuataan POC URINE :
- Campurkan 1 liter SUPERDEGRA kedalam 200ltr urine sapi + 20kg dedak + 20 abu.
- Setelah itu diaduk merata & ditutup, biarkan selama 3 hari.
- Lalu tutup rapat dengan terpal.
- Pada hari ke tiga diaduk2 lagi supaya aerasi terjadi sempurna.
- Pada hari ke 4 bau telah netral, tapi biarkan sampai proses terjadi sempurna selama 21 hari.
- Dilakukan pengadukan pada setiap 3 hari sekali sampai dengan hari ke 21.
- Setelah 21 hari Pupuk Organik Cair dari bahan urine dan Decomposter SUPERDEGRA telah jadi sempurna.

2.Proses Terjadinya Fermentasi Urine :
- Pada hari kedua sampai hari ke 2-3 fermentasi terjadi kenaikan suhu sampai 70 Derajat Celciu, ditandai dengan timbulnya bau khas fermentasi.
- Pada hari ke 4 bau telah netral, menandakan mikroba bekerja dengan sempurna.
- Pada hari ke 21 suhu telah netral ( 30-40 derajat celcius ) dan Pupuk Organik Cair siap diaplikasikan pada lahan pertanian.

3.Cara Aplikasi POC URINE :
Difungsikan sbg pupuk daun dan pupuk pembenah tanah pengganti pupuk kimia dg dosis = 1ltr POC urine + 30ltr air ( dilakukan 7-8 kali penyemprotan untuk lahan 1ha ).
Diaplikasikan pada pagi hari sebelum matahari tinggi ( Jam 8 pagi ) atau pada sore hari ( Jam 4 sore ).

Keterangan :
Pada saat proses fermentasi harus terhindar dari sinar matahari langsung.
Kompos yang telah jadi disimpan pada tempat yg ternaungi & tidak terkena sinar matahari langsung.

Powder Jantanisasi Ikan


1.1. Latar Belakang

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan budidaya air tawar bernilai ekonomis penting di Indonesia. Nila sangat digemari masyarakat sebagai ikan konsumsi dikarenakan rasa dagingnya yang khas dan dalam proses pembudidayaannya memiliki laju pertumbuhan dan perkembangbiakan yang cepat. Oleh karena itu, ikan ini merupakan salah satu komoditas bernilai ekonomis yang menguntungkan dikalangan masyarakat (Khairuman dan Amri, 2003).

Benih merupakan salah satu faktor pendukung budidaya ikan nila dan sampai saat ini, pemenuhannya masih menjadi kendala baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Program Intensifikasi Budidaya Perikanan (INBUDKAN) yang diprogramkan oleh Direktorat Jenderal Budidaya, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap usaha pembenihan ikan nila ternyata belum dapat memenuhi kebutuhan permintaan benih yang semakin meningkat.

Solusi permasalahan ini adalah mengajak semua masyarakat untuk mengusahakan pembenihan nila dengan mengajak investor untuk membuka usaha pembenihan ikan nila dalam skala besar (industri) (Widiyanti et al., 2002 ). Tahun 1994, pemerintah Indonesia memasukkan benih nila unggul yang dikenal dengan nama Nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed Tilapia) dari Philipina.

Pengembangan demi keberhasilan usaha budidaya nila dipengaruhi sifat ikan itu sendiri yang pada ukuran tertentu akan memijah di tempat pembesaran/kolam. Kondisi ini meyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat karena banyaknya populasi ikan yang hidup akibat pemijahan liar di kolam.

Pengembangan sistem sex reversal untuk mendapatkan benih yang seragam jenis kelaminnya dapat membantu pembudidaya ikan untuk mempercepat pertumbuhan ikan. Misal untuk jenis ikan nila, karena ikan jenis kelamin jantan, maka dengan adanya treatment khusus benih yang dihasilkan adalah jantan. Kendala yang dihadapi adalah mahalnya biaya obat-obatan yang diperlukan yaitu 17 α metil testosteron harganya bisa mencapai 4 – 8 juta per ampul. Kondisi ini dapat diatasi dengan memanfaatkan POWDER JANTANISASI untuk mencegah pemijahan liar sehingga pertumbuhan ikan menjadi lebih cepat dan seragam.


1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan kami melakukan aplikasi tentang pemanfaatan POWDER JANTANISASI pada pembesaran benih nila (Oreochromis niloticus) di kolam adalah untuk mengetahui pengaruh POWDER JANTANISASI terhadap pertumbuhan dan pemijahan liar ikan nila.


1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang kami dapatkan dari hasil aplikasi tentang pemanfaatan POWDER JANTANISASI untuk pembesaran benih nila (Oreochromis niloticus) di kolam adalah mempercepat pertumbuhan dan menekan pemijahan liar pada pembesaran ikan nila serta mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan budidaya di masyarakat umum.



Minggu, 07 Maret 2010

Budidaya Ikan

( PADA UDANG,IKAN LELE,NILA,GURAMI,PATIN dll )


Aplikasi Pada Media Air ( khusus kolam tidak bisa kering ) :
- Cattlegro diberikan pada air kolam 5 hari sebelum benih ikan ditebar
Dosis anjuran pemberian Cattlegro pada air kolam per ha = 2 botol : 100 liter air
Disemprotkan pada air kolam dan dinding kolam
Setelah 5 hari tebarkan benih ikan
Supaya lebih efektif penyemprotan Cattlegro dianjurkan pada pagi hari atau sore hari

Catatan :
Pemberian Cattlegro pada media air kolam bertujuan : 
-Menyeimbangkan kondisi air pada ikan
-Mencegah penyakit yang diakibatkan bakteri merugikan dalam air
-Mencegah stress pada ikan 
-Meningkatkan daya tahan tubuh ikan
-Meningkatkan perkembangan pakan alami ikan ( planton/fitoplankton/zooplankton ) 

II. Aplikasi Pada Pakan :
- Cattlegro diberikan diberikan pada pakan dengan dosis = 2ml (1sendok teh) : 1ltr air : 2kg pakan
Semprotkan campuran Cattlegro dan air ke 2kg pakan dg jarak 30cm lalu diamkan
Setelah 5-10menit bisa diberikan langsung pada ikan
Pakan yang telah diberi Cattlegro bisa disimpan sampai 3 bulan

Catatan :
Pemberian Cattlegro pada pakan ikan bertujuan : 
-Meningkatkan nutrisi pada pakan ikan 
-Mengefisiensikan pakan pada ikan
-Meningkatkan nafsu makan ikan 
-Mencegah stress pada ikan 
-Meningkatkan daya tahan tubuh ikan
-Meningkatkan kualitas daging ikan


Keterangan :
-Pakan ikan yang telah diberi Cattlegro, harus diletakkan ditempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung.
-Contact Person : Wahyu Fajar Widodo
Tlp : 0341-9101224
Hp : 081-338936121

Rabu, 03 Maret 2010

PEMANFAATAN SAMPAH KOTA




APLIKASI SUPERDEGRA DAN HOSC 
( PROSES FERMENTASI SAMPAH KOTA/KOMPOS ORGANIK PLUS )

Proses Fermentasi KOMPOS ORGANIK PLUS :
- Pisahkan SAMPAH ORGANIK dari metal, plastik, kaca, karet, oli, minyak dll
Cacah SAMPAH ORGANIK dengan mesin pencacah, untuk mempermudah dan mempercepat proses fermentasi.
- Buat timbunan SAMPAH ORGANIK setinggi 50cm dg luasan yang menyesuaikan.
- Larutkan 1.5 Botol SUPERDEGRA + 75 ltr air ( dosis 1 ton ).
- Kemudian semprotkan larutan SUPERDEGRA keatas timbunan SAMPAH ORGANIK.
- Tebarkan dedak / katul 30 Kg keatas timbunan SAMPAH ORGANIK.
- Lalu tutup rapat dengan terpal atau goni biarkan selama 4 hari
- Pada hari ke 5 buka terpal atau goni yang menutupi, dan angin-anginkan selama 1 hari.
- Campurkan KOMPOS SAMPAH ORGANIK dengan PUPUK HOSC ( Perbandingan 2 KOMPOS SAMPAH ORGANIK + 1 PUPUK HOSC ).
- KOMPOS ORGANIK PLUS telah siap diaplikasikan ke lahan pertanian.

Proses Terjadinya Fermentasi KOMPOS ORGANIK PLUS :
- Pada hari kedua fermentasi terjadi kenaikan suhu antara 50-70 Derajat Celcius, ditandai dengan timbulnya bau khas fermentasi.
- Pada hari ke empat suhu telah netral ( 30-40 derajat celcius ) dan KOMPOS ORGANIK PLUS telah siap diaplikasikan ke lahan pertanian.

Keterangan :
- Untuk mengurangi bau tidak sedap sampah, sebelum proses pemisahan dan pencacahan sampah organik, SUPERDEGRA bisa disemprotkan keatas timbunan sampah ( dosis 1 ml superdegra : 5 liter air ).
- Pada saat proses fermentasi harus terhindar dari sinar matahari langsung.
KOMPOS ORGANIK PLUS yang telah jadi disimpan pada tempat yg ternaungi & tidak terkena sinar matahari langsung.

Selasa, 02 Maret 2010

STANDARD OPERASIONAL REKLAMASI TAMBANG





STANDARD OPERASIONAL SUPERDEGRA DAN CATTLEGRO
( PADA PEMANFAATAN KOLAM AIR BEKAS TAMBANG BATU BARA)


1. Permasalahan Utama Kolam Bekas Tambang :
Ph air yang sangat masam ( kisaran 3,6 – 6 ) dan mengandung racun sisa kegiatan penambangan.
Biota air yang sangat kurang ( sebagai sumber pakan alami ikan dan penyeimbang kestabilan ekosistem air ).

2. Solusi Pemanfaatan Kolam Bekas Tambang :
Penetralan Ph air dan pemulihan biota air menggunakan tekhnologi Mikro Organisme SUPERDEGRA
Penanaman tanaman air Enceng Gondok sebagai pentralisir racun dan keasaman Ph air.
Peningkatan hidup biota air dan sebagai probiotik bagi ikan dengan menggunakan CATTLEGRO.

3. Cara Aplikasi :
Untuk Dosis Per Hektar, Larutkan SUPERDEGRA 5 botol dengan air 500 liter, kemudian semprotkan atau siramkan merata pada kolam. Biarkan selama 7 hari.
Setelah 7 hari tebarkan Enceng Gondok, maksimal 25% dari luasan kolam. Biarkan selama 25 hari.
Setelah 25 hari bersihkan Enceng Gondok dari kolam. Kemudian aplikasikan CATTLEGRO.
Dosis Per Hektar, Larutkan CATTLEGRO 5 botol dengan air 500 liter, kemudian semprotkan atau siramkan merata pada kolam. Biarkan selama 7 hari, kemudian tebarkan benih-benih ikan air tawar lokal daerah ke dalam kolam.
Setelah 7 hari air kolam bekas tambang siap digunakan sebagai sumber mata air masyarakat dan sebagai media pembudidayaan ikan air tawar dalam keramba jaring apung.

Keterangan :
- Perlu dilakukan uji analisa awal sebelum air pada kolam bekas tambang diperbaiki, supaya efesiensi dan efektifitas dapat diraih.
- Setelah dilakukan perbaikan terhadap air pada kolam bekas tambang harus dilakukan analisa untuk mengetahui kadar biota air dan Ph air, untuk pemastian kelayakan sebagai sumber air minum masyarakat dan budidaya ikan air tawar konsumsi.